Palangka Raya, 14 September 2017. Balai Taman Nasional Sebangau dua pekan terakhir disibukkan dengan berbagai kegiatan mulai dari media trip, konsultasi publik RPJP, lokakarya hasil METT, diskusi Sebangau Trush Fund hingga pelatihan kelompok Masyarakat Peduli Api bagi masyarakat sekitar taman nasional.
Mulai 30 Agustus 2017 dilakukan media trip oleh Bupati Katingan yang diwakili Asisten II beserta rombongan mengunjungi salah satu destinasi wisata alam Sebangau yaitu Punggualas serta lokasi restorasi ekosistem Irigasi Tehang Tuan. Pada kegiatan ini Kepala Balai TN Sebangau (Ir. Anggodo, MM) bersama rombongan Bupati melakukan tinjauan terhadap kegiatan survei perlilaku orangutan liar dan melakukan penanaman di Irigasi Tehang Tuan. Site Punggualas merupakan salah satu site pengamatan perilaku orangutan liar partisipatif yang diaksanakan oleh Masyarakat Desa Karuing melalui kerjasama Balai TN Sebangau dengan WWF Indonesia.
Pagi harinya tanggal 31 Agustus 2017 di Palangka Raya dilakukan Konsultasi Publik Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) Taman Nasional Sebangau Periode 2018-2027. Hadir pada acara tersebut yaitu Perwakilan Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) Provinsi Kalimantan Tengah; BAPPLITBANG Kabupaten Katingan; BAPPLITBANG Kabupaten Pulang Pisau; BAPPEDA Kota Palangka Raya; Perwakilan UPT KLHK Provinsi Kalimantan Tengah; Civitas Akademika (Universitas Palangka Raya, Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Universitas Kristen Palangka Raya); Forum Masyarakat, serta Mitra Kerja yaitu WWF, USAID LESTARI serta BNF. Jumlah peserta yang hadir pada kegiatan konsultasi publik adalah 70 peserta.
Acara konsultasi publik merupakan salah satu agenda penting dalam proses penyusunan dokumen RPJP dimana pada kegiatan ini Balai TN Sebangau sebagai pengelola kawasan mendapatkan tanggapan, masukan, aspirasi serta adanya sinkronisasi perencanaan terutama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
Pada sesi diskusi dan pembahasan yang berlangsung cair berhasil menyatukan pandangan berbagai stakeholders tentang eksistensi Taman Nasional Sebangau serta mendukung visi Menjadikan Taman Nasional Sebangau Sebagai Model Restorasi dan Konservasi Ekosistem Gambut Tropika Tingkat Dunia. Pemerintah Daerah mengharapkan bahwa Sebangau akan menjadi Ikon pariwisata alam di Kalimantan Tengah, menjadi kebanggaan serta bermanfaat bagi masyarakat sekitar kawasan terutama di wilayah Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau.
Diselingi 3 hari jeda, tepatnya tanggal 5-6 September 2017 dilaksanakan kegaitan Lokakarya Hasil Self Assessment Management Effectiveness Tracking Tool (METT) TN Sebangau tahun 2017. Kegiatan ini juga dihadiri SOPD Provinsi Kalimantan Tengah, Unit Pelaksana Teknis KLHK di Provinsi Kalimantan Tengah, Akademisi dari Universitas Palangka Raya dan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, USAID LESTARI, WWF Indonesia dan pihak terkait lainnya dengan jumlah peserta 34 orang.
Setelah melalui proses 2 hari yang cukup panjang akhirnya diperoleh nilai Efektivitas Pengelolaan Taman Nasional Sebangau melalui skor METT yaitu 73%. Nilai ini mengalami kenaikan dibandingkan nilai sebelumnya tahun 2015 yaitu 62%. Nilai tersebut sekaligus menjadi pembelajaran untuk tidak puas diri serta terus meningkatkan kinerjannya agar keberhasilan pengelolaan benar-benar dapat dirasakan dan bermanfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat sekitar kawasan.
Hanya selang 1 jam sejak ditutup secara resmi Lokakarya METT, di tempat yang sama kemudian dilakukan pembahasan ahkir Desain Tapak Taman Nasional Sebangau. Diskusi yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut berhasil memfinalisasi dokumen Desain Tapak Pengembangan Pariwisata Alam Taman Nasional Sebangau.
Penyusunan desain tapak tahun 2017 hanya me-review beberapa site karena adanya perubahan siteplan dan mengakomodasi perkembangan kunjungan ke Sebangau yang mulai menggeliat. Selain itu adanya dukungan pemerintah daerah dan desa sekitar tapak mengharuskan pengelola kawasan dalam hal ini Balai TN Sebagau perlu mengakomodir kebutuhan masyarakat sebagai salah satu pelaku utama pengembangan pariwisata alam di Sebangau.
Belum berakhir di pekan tersebut, tanggal 7-8 September 2017 dilakukan diskusi dan rapat terkait pembentukan Sebangau Trush Fund dalam rangka pendanaan berkelanjutan bagi pengelolaan ekosistem gambut tropika Sebangau. Diskusi yang melibatkan WWF, USAID LESTARI dan IPB tersebut diakhiri dengan kunjungan lapangan pada tanggal 12-13 September 2017 di Kelurahan Kereng Bangkirai dan Desa Karuing Kabupaten Katingan.
Pada Rabu 13 September 2017, dilakukan pembinan Masyarakat Peduli Api di sekitar TN Sebangau. Acara yang digagas oleh Ditjen PPI tersebut dihadiri MPA 30 orang yang berasal dari MPA Kereng Bangkirai dan MPA Sabaru. Kegiatan selama 2 hari tersebut juga dilakukan simulasi pembuatan alat pemadan sederhana dan simulasi pemadaman pada ekosistem gambut. Acara ini berhasil terlaksana dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak antara lain Balai PPI Wilayah Kalimantan, DAOPS Palangka Raya dan BPBP Provinsi Kalimantan Tengah.
Rangkaian kegiatan selama hampir tiga pekan di atas cukup menggambarkan banyaknya aktvitas dalam rangka mendukung kegiatan pengelolaan Taman Nasional Sebangau. Pada akhirnya Balai TN Sebangau berharap kawasan ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar kawasan, pengelolaan yang partisipatif, membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjadi identitas yang tidak lekang oleh waktu.