Don't Show Again Yes, I would!

Perjumpaan Pertama Bunglon Kalimantan (Gonocephalus borneensis)

Kami kembali menghadirkan hasil perjumpaan lapangan pertama satwa kali ini berasal dari kelas reptilia dalam bahasa sederhana kita sebut kelas satwa yang melata atau merayap di ambil dari bahasa latin “reptan” yang artinya melata.

Perjumpaan langsung satwa ini oleh Arif Suyanto, S.P. Polhut di SPTN Wilayah III katingan yang hingga artikel ini kami publikasikan masih melakukan pemasangan patok batas TN Sebangau bersama tim dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XXI Palangka Raya untuk trayek batas TN Sebangau di wilayah kerja SPTN III Kasongan.

Dituturkan bahwa satwa unik ini dijumpai sedang diam dan berkamuflase dengan baik, jika kita perhatikan foto yang yang disajikan, kita melihat struktur bentuk tubuh, kulit dan warna yang sangat mirip dengan kulit batang pohon tempat dia berdiam. Dijelaskan juga bahwa ketinggian satwa dijumpai sekitar 1,5 m dari permukaan tanah dengan batang berdiameter 40 cm, kondisi habitat perjumpaan dideskripsikan pada hutan sekunder yang mulai bersuksesi baik dengan kerapatan antara 75%-80% dan jauh dari sungai.

Identifikasi pendahuluan dilakukan oleh Teguh Willy Nugroho, S.Si salah satu Pengendali Ekosistem Hutan Pertama SPTN Wilayah III Kasongan dan yang kemudian disampaikan kepada Hidayat Turrahman, S.Hut untuk dilakukan penelusuran data, literasi dan publikasi terkait spesies ini.

Berdasarkan diskusi, literasi dan bertanya pada beberapa rekan yang menggeluti satwa khususnya reptil disimpulkan bahwa spesies ini merupakan jenis kadal endemik Kalimantan, oleh masyarakat biasa disebut Bunglon Kalimantan atau Bunglon sisir dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Borneo Forest Dragon dengan nama ilmiah Gonocephalus borneensis (Boulenger 1885) sebelumnya Lophyrus bornensis (Schlegel, 1851).

Klasifikasi ilmiahnya adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Agamidae
Genus : Gonochepalus
Spesies : bornensis

Menurut literatur (Djoko Iskandar Pers.comm.2017) satwa ini pernah tercatat di TN Bukit Baka-Bukit Raya, Ketapang, Kapuas Hulu dan Murung Raya Sungai Kendawangan di Kalimantan Barat, Kemawen, Sungai Barito di Kalimantan Utara serta beberapa daerah di Kalimantan Timur dan Tengah. Hal ini juga dikenal dari Brunei dari Melilas, Batu Apoi dan Sungei Pendaruan.

Deskripsi mengutip Wikipedia.com panjang keseluruhan mencapai 136 mm. Jenis jantan umumnya lebih besar dari betina yang berkisar antara 118-136 mm untuk jantan dan 90-130 mm betina; Panjang Ekor untuk jantan antara 261-310 dan betina 215–275 mm). Jantan remaja umumnya berwarna coklat, zaitun dan hijau pada punggung bagian atas (dorsum) hingga sisi tubuh (lateral), seringkali dengan motif atau corak agak gelap (retikulasi). Jantan dewasa sebagian besar corak yang tidak jelas. Iris berwarna coklat tua

Share: