Don't Show Again Yes, I would!

POTENSI KAWASAN

FAUNA

  1. Dalam kawasan Sebangau dapat dijumpai 35 jenis mamalia dan 13 diantaranya telah diidentifikasikan sebagai satwa dengan kategori mendekati kepunahan antara lain : Owa       (Hylobates agilis), Orang utan (Pongo pygmaeus), Beruk (Macaca nemestrina), Kelasi (Presbytis rubicunda), Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan dahan (Neofelis nebulosa), Kucing hutan      (Felis bengalensis),  Kucing batu (Felis marmorata), Kucing kepala pipih (Felis planiceps), Binturong (Arctitis binturong), Musang pohon (Arctogalidia trivirgata), Bajing (Exilisciurus axilis) dan  Tupai  (Tupaia picta); (Cimtrop, 2002)
  2. Taman Nasional Sebangau memiliki populasi Orangutan terbesar 900 individu (Husson et.al 2004); 6000-9000 individu (WWF,Acrenaz,BTNS 2007)
  3. Populasi Owa-owa (Hylobates agilis albibarbis) terbesar 000 individu (Buckely et.al. 2006)
  4. di dalam kawasan TNS ditemukan beberapa jenis burung antara lain pecuk ular (Anhinga melanogaster), cangak laut (Ardea sumatrana), cangak merah (A. purpurea), elang hitam (Ictinaetus malayensis), pergam (Ducula bicolor), enggang berjambul putih (Aceros comatus), enggang gunung (A. undulatus), enggang gading (Buceros vigil), bangau hutan rawa (Ciconia stormi), julang (Aceros corrugatos), enggang badak (Buceros rhinoceros), bangau tongtong (Leptoptilus javanicus), layang-layang api (Hirundo rustica) dan layang-layang bulu (H. tahitica). Diantara jenis-jenis burung diketahui pula ada satu jenis yang telah diklasifikasikan sebagai jenis yang hampir punah, yaitu baliang (horn bill). Penelitian Wardani dkk. (2006)
  5. Beberapa jenis ikan yang dapat dijumpai juga di dalam kawasan antara lain adalah gabus (Channa striata), lele (Clarias sp.), bapuyu (Anabas testudineus), kakapar (Belontia hesselti), sambaling (Betta sp.).

FLORA

  1. Habitat tidak kurang dari 809 jenis flora, yang termasuk dalam 128 suku, (16 jenis diantaranya belum dapat teridentifikasi), dengan suku yang merajai  yaitu suku Rubiaceae, Myrtaceae, Euphorbiaceae,    Moraceae, Fabaceae, Cluasiacea, Cypera-ceae, Annonaceae dan Lauraceae (LIPI, WWF 2007)
  2. Sumber Tanaman Obat : terdapat 223 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tanaman obat (LIPI, WWF 2007)

ODTWA Sungai Koran

       Sungai Koran terletak di SPTN Wilayah I PalangkaRaya, kawasan ini merupakan daerah terdekat yang dapat dikunjungi dari kota Palangka Raya. Menyuguhkan banyak sekali keindahan alam khas ekosistem gambut, pengunjung dapat memasuki kawasan ini dan merasakan serta mengalami sendiri petualangan seru di hutan gambut dengan eksotisme air hitamnya.

          Di kawasan ini pengunjung dapat belajar mengenal ekosistem gambut di laboratorium alam terbesar di Kota Palangka Raya. Untuk memasuki kawasan S.Koran pengunjung dapat mengakses melalui pelabuhan Kereng Bangkirai . Sekitar 30 menit dengan menggunakan klotok pengunjung akan sampai di trek jelutung. Bagi pengunjung yang ingin mengetahui bagaimana cara menyadap getah jelutung, di trek ini pengunjung dapat langsung mempraktekan  cara penyadapan getah pohon yang menjadi bahan baku permen karet , ban dan kerajinan tangan tersebut.

                Dari trek jelutung sekitar ± 30 menit dengan menggunakan klotok pengunjung akan sampai di trek pengamatan flora dan fauna.  Disini pengunjung dapat melakukan treking dan mengamati tingkah polah satwa sambil mendengarkan kicauan burung, melihat sarang-sarang Orang Utan yang sudah ditinggalkan, mengetahui jenis-jenis tumbuhan khas TN Sebangau seperti anggrek, nephentes, ramin, jelutung dan berbagai macam tanaman obat. Selain itu pengunjung dapat belajar mengenai konstruksi tabat sampai belajar cara mengukur tinggi muka air tanah dengan alat pizometer  yang dipasang dibeberapa titik di sekitar tabat.

        Setelah letih berpetualang di trek jelutung dan pengamatan flora fauna, pengunjung dapat beristirahat di pos Koran yang dapat ditempuh sekitar ± 15 menit dari trek sebelumnya.

       Di pos ini pengunjung dapat mengamati keadaan sekitar hutan dengan memanjat menara pengamat serta berenang di sungai. Jika keadaan air sedang tinggi (sekitar November-April) pengunjung dapat menyusuri sungai di belakang Pos Koran  dengan pohon-pohon rimbun serta suasana alam yang menenangkan.

            Bagi pengunjung yang ingin lebih jauh lagi melihat keindahan alam di Sungai Koran, maka dapat melakukan susur sungai sampai dengan Simpang Kiri atau Hulu Sebangau selama ± 2 jam. Selama perjalanan ini pengunjung dapat melihat kawasan bekas terbakar dengan akar-akar yang mencuat di atas permukaan air dan menjadi pemandangan unik serta bisa mengamati burung-burung/birdwatching maupun satwa lain yang sedang mencari makan

ODTWA Stasiun Riset Lapangan SSI

          Dari dermaga Kereng Bangkirai, SSI dapat dijangkau selama ± 2 jam dengan speed boat umum yang beroperasi setiap hari Rabu dan Sabtu (menuju SSI) dan kembali dari SSI hari Kamis dan Minggu), dengan biaya sekitar Rp. 300.000 pp/orang.  Untuk rombongan, pengunjung dapat menggunakan speed yang disewa dari masyarakat dengan biaya Rp. 3 juta (kapasitas max 15 orang). Jika menggunakan speed ini jarak tempuh ke SSI hanya sekitar 1 jam.

              Sepanjang perjalanan pengunjung dapat mengamati pesona air hitam, nelayan yang sedang mencari ikan menggunakan klotok, melihat pondok-pondok nelayan, rasau dan bila beruntung pengunjung dapat melihat fauna khas Sebangau seperti burung, monyet ekor panjang, buaya dan bekantan yang sedang mencari makan.

            Sesampainya di Resort SSI/Mangkok pengunjung dapat beristirahat sejenak sambil mendengarkan gemericik suara air yang mengalir di kanal, selain itu pengunjung melihat peta kedalaman gambut serta menikmati “welcome drink” yang sudah disediakan.  Fasilitas yang tersedia di kantor resort ini antara lain Menara pengamat api, pendopo atau gazebo, 3 kamar untuk pengunjung yang menginap dan 3 kamar mandi.

              Pada bulan November sampai April kondisi air di SSI melimpah sehingga pengunjung bisa menyusuri kanal lebih jauh, ketika musim kemarau kondisi SSI akan sangat kering, jika ingin melakukan pengamatan pengunjung hanya bisa berjalan kaki.

 

Share: