Balai Taman Nasional Sebangau telah melaksanakan kegiatan identifikasi satwa liar, khususnya jenis burung, di kawasan yang paling dekat dengan laut, yakni Sungai Kaki dan Sebangau Kecil. Kegiatan ini berlangsung selama 6 hari dan menerjunkan 9 personil yang terdiri dari pegawai Balai Taman Nasional Sebangau dan Masyarakat. Kami, personil yang diberangkatkan tentu saja membawa “persenjataan” lengkap seperti GPS, binokuler, monokuler, buku panduan burung, kertas kerja, dan tentu saja kamera dengan tele super panjang.
Perjalanan menuju lokasi selama kurang lebih 5-6 jam ditempuh dengan menggunakan speedboat melalui jalur Sungai Sebangau melintasi sisi laut selatan Kalimantan. Kadangkala perjalanan harus berhenti sejenak karena pampanan yang menghalangi jalan. Di muara kamipun menanti air yang surut kembali pasang. Hmmmm… lumayan banyak menyerap vitamin D dan berhasil menghitamkan kulit tangan dan muka.
Kegiatan yang rata-rata dilakukan di atas perahu kecil ini berhasil mengidentifikasi kurang-lebih 65 jenis burung yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Sebangau. Dari sekian banyak jenis burung yang teridentifikasi, Cekakak Belukar menjadi salah satu bahan perdebatan yang cukup alot. Burung ini memang tak lazim ditemukan di Kalimantan, bahkan dalam buku panduan pun tidak menyebutkan bahwa Cekakak Belukar berada di Pulau Borneo.
BONUS!!!
Mengeksplorasi Taman Nasional Sebangau yang menjadi surga bagi hewan liar eksotis seperti orangutan tentu kurang nikmat jika tidak menjumpai langsung orangutan liar pada habitat aslinya. Namun seperti halnya menemui makhluk eksotis lainnya yang kurang menyukai kehadiran manusia, menemui orangutan liar pun tidak lah mudah. Bahkan ketika kami identifikasi orangutan pun jarang kami berjumpa langsung dengan mereka. Yey, kali ini kami mendapat bonus yang luar biasa. Kami bertemu dengan 3 orangutan liar langsung dan 1 orangutan yang tidak menampakan diri. Meskipun begitu kami hanya berhasil mengabadikan 1 orangutan jantan yang begitu berani menampakan diri. Sangat-sangat puas dan senyum pun terus merekah ketika bersua dengannya.
Ketika kegiatan ini selesai, kami harus segera meninggalkan tempat yang indah ini. Berat memang, tapi pekerjaan berikutnya harus segera diselesaikan. Namun, peluh yang mengalir seakan terhenti ketika di tengah perjalanan kembali kami disuguhkan gagahnya Elang yang bertengger. Kamipun semakin memahami tentang arti “keindahan tersembunyi” yang terus melekat pada Taman Nasional Sebangau.
Akhir kata, kami ingin mengajak teman-teman untuk menikmati keelokan Taman Nasional Sebangau secara langsung. Bagi yaneg menyukai dunia liar, pemburu foto alam liar, para penggemar mancing, peneliti, dan yang menyukai tantangan baru, Taman Nasional Sebangau akan mejadi tempat yang tepat. Dan untuk siswa/mahasiswa yang ingin magang di Taman Nasional Sebangau, bisa kunjungi tautan ini. (arr)